Seiring bertambahnya usia harapan hidup, jumlah penduduk lansia (lanjut usia) semakin meningkat. Sayangnya, dengan ini permasalahan lansia di Indonesia pun juga akan semakin bertambah. Padahal, permasalahan ini bisa bermacam-macam, salah satunya biaya hidup yang kadang masih bergantung pada anak atau keluarga lain.
Indonesia kini berada di tengah transisi demografi menuju struktur populasi menua (aging population). di balik angka tersebut, tersimpan tantangan besar yang sering terabaikan: ketidakmandirian finansial para lansia.
Tantangan tentang ketidakmandirian finansial ini tidak hanya mempengaruhi individu yang bersangkutan, tetapi juga membebani "Generasi Sandwich"—yakni, generasi produktif yang harus menanggung biaya hidup orang tua sekaligus membiayai anak-anak mereka.
Nah, berikut beberapa permasalahan lansia di Indonesia yang perlu diwaspadai:
Bagi sebagian besar lansia di Indonesia, skema pensiun formal tidak mencukupi atau bahkan tidak tersedia sama sekali, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor informal.
Konsekuensinya, banyak lansia yang harus menggantungkan biaya hidupnya dari transferan rutin (remittance) yang dikirimkan oleh anak atau anggota keluarga lainnya.
Ketergantungan finansial ini menimbulkan beberapa masalah serius:
Permasalahan lansia di Indonesia yang sering terjadi selanjutnya adalah mereka bosan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Perubahan struktur keluarga (dari keluarga besar ke keluarga inti) dan mobilitas anak cucu ke kota membuat banyak lansia tinggal sendiri dan merasa kesepian (loneliness).
Hal ini menjadikan para lansia bingung akan melakukan apa hingga merasa bosan. Sebab, tidak ada kegiatan berarti yang mengisi hari-hari mereka.
Permasalahan lansia di Indonesia seperti ketergantungan finansial dan kebosanan ini hanya dapat diputus dengan membangun ketahanan finansial yang kokoh sejak usia produktif.
Salah satu strategi paling efektif adalah mengembangkan multiple income streams atau sumber pendapatan ganda yang dapat berlanjut hingga usia senja, bahkan tanpa perlu campur tangan aktif harian.
Pendapatan ganda ini idealnya berasal dari model bisnis yang berkelanjutan dan memiliki potensi untuk menjadi pendapatan pasif atau semi-pasif di masa depan. Kunci keberhasilan adalah memilih sektor bisnis yang tidak mudah tergerus oleh krisis atau perubahan tren sesaat.
Bagi mereka yang mencari model bisnis teruji dan mampu memberikan pemasukan berkesinambungan sebagai persiapan masa tua, waralaba di sektor esensial seperti kesehatan patut dipertimbangkan.
Apotek K-24, sebagai salah satu jaringan apotek terbesar di Indonesia, menawarkan solusi bisnis yang memenuhi kriteria keberlanjutan:
Kemandirian finansial di usia lansia adalah hak setiap individu dan merupakan cara terbaik untuk meringankan beban "Generasi Sandwich" di keluarga Anda. Memilih investasi di sektor esensial seperti waralaba Apotek K-24 sejak dini dapat menjadi fondasi yang kuat.
Dengan membangun multiple income melalui aset bisnis yang berkelanjutan, kita tidak hanya menjamin kenyamanan diri di masa tua, tetapi juga mewariskan warisan kemandirian finansial dan ketenangan pikiran bagi anak cucu. Jangan tunda, rencanakan kemandirian finansial masa pensiun Anda hari ini.
Ingin mencobanya? Langsung hubungi hotline franchise Apotek K-24 saja di 081212012424 atau akun instagram @franchisek24. Anda juga bisa langsung mengisi formulir pendaftarannya DI SINI.
News
Award
Penghargaan
News
Penghargaan
Penghargaan
Award
News