Sebagai profesional dalam bidang farmasi, apoteker memiliki peran penting dalam memberikan bantuan kepada masyarakat, apalagi jika pasien ingin melakukan swamedikasi. Mungkin belum banyak masyarakat yang kenal dengan swamedikasi, meskipun sering melakukannya. Jika demikian sebenarnya apa itu swamedikasi?
Pernahkah Anda menemui pelanggan yang datang ke apotek tapi masih bingung ingin membeli obat apa karena tidak memeriksakan dokter terlebih dahulu? Banyak sekali jenis pelanggan yang datang ke apotek. Ada pelanggan yang datang sudah tahu obatnya karena berdasarkan pengalaman atau saran orang lain. Ada juga pelanggan belum tahun dan ingin meminta rekomendasi apoteker.
Menurut WHO, swamedikasi adalah upaya untuk memperoleh obat tanpa diagnosa, saran dokter, resep dokter, dan pengawas terapi. Artinya, swamedikasi ini berarti sebuah usaha untuk mengobati keluhan menggunakan obat-obatan dengan inisiatif sendiri tanpa saran dokter.
Berdasarkan data dari BPS, 84,34% masyarakat Indonesia memilih untuk melakukan pengobatan sendiri. Ada beberapa alasan, yaitu akses dokter yang sulit, biaya dokter mahal, atau sudah ada pengalaman sebelumnya.
Inilah yang membuat peran apoteker di apotek menjadi penting, sebab mereka perlu mengedukasi dengan baik agar pasien bisa mendapatkan obat yang tepat. Jadi, apoteker memang berhak untuk memberikan saran-saran obat kepada pasien walau tidak semua jenis obat yang diperbolehkan.
Jika sudah mengetahui apa itu swamedikasi, Anda juga perlu tahu ketentuannya. Swamedikasi hanya dilakukan pada keluhan yang bersifat ringan, seperti demam, nyeri, pusing, maag, batuk, diare, cacingan, dan penyakit kulit sederhana.
Golongan obat yang boleh digunakan dalam praktik swamedikasi adalah obat golongan bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek. Namun, praktik swamedikasi ini tidak boleh sembarangan, apoteker perlu memerhatikan beberapa hal, seperti:
Sebelum memberikan saran obat, apoteker perlu mengenali keluhan pasien dengan benar dan tepat. Hal ini bisa dilakukan dengan bertanya berapa lama keluhan, apa yang dirasa, dan apa yang dilakukan sebelumnya.
Apa itu swamedikasi? Salah satu praktik swamedikasi yang baik adalah dengan apoteker memberikan rekomendasi obat sesuai dengan kondisi pasien. Oleh karena itu, apoteker juga perlu mengetahui preferensi pasien, apakah ingin obat yang lebih mahal atau yang relatif lebih murah.
Jika sudah merekomendasikan, maka apoteker juga tidak boleh lupa untuk memberikan informasi obat kepada pasien tanpa keberpihakan. Minimal Anda harus memberikan informasi berupa nama obat, kegunaan, efek samping, dan kontraindikasi obat kepada pelanggan.
Melihat pentingnya peran apoteker ini, agaknya membuat Anda sebagai pebisnis perlu mencari apoteker yang profesional dan cakap dalam memberikan solusi kepada pasien. Apabila Anda ingin memiliki kemudahan dalam mencari apoteker ini, percayakan saja pada franchise Apotek K-24.
Melalui franchise Apotek K-24 ini, Anda akan dibantu secara penuh, mulai dari pembukaan gerai, stok obat awal, rekrutmen & pelatihan pegawai, IT, dan lain sebagainya. Jadi, yuk segera hubungi hotline waralaba Apotek K-24 di 081212012424 atau akun instagram @franchisek24 untuk mendapatkan bisnis yang anti ribet. Anda juga bisa langsung mengisi formulir pendaftarannya DI SINI.
Demikian ulasan tentang apa itu swamedikasi, semoga bermanfaat!
News
Award
Penghargaan
News
Penghargaan
Penghargaan
Award
News